Blog penelisikan, verifikasi dan mempublikasikan yang ada di Bekasi

Rabu, 17 Februari 2021

ASAL USUL KAMPUNG BAGEDOR

 

Kampung Bagedor adalah kampung yang berada di wilayah desa Jayasakti dan desa Pantai Harapan Jaya kecamatan Muaragembong kabupaten Bekasi. Kampung ini berada di dataran rendah dan berpenduduk sedikit. Mata pencarian utama adalah bertani padi. Bahasa yang dipergunakan adalah Betawi Bekasi. Dengan kondisi jalan yang baru ada pengerasan dari bahan batu kapur.
 
Kampung Bagedor, sebuah nama kampung yang cukup unik dan beberapa tahun menelusuri penamaan kampung ini. Dari masyarakat yang usianya terbilang tua, Bpk Banjir mengatakan, bahwa dinamai Kampung Bagedor karena waktu jaman “Gedoran” kampung itu dijadikan tempat persembunyian para penggedor. Usut punya usut ternyata peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1948. Dan informasi dari sumber lain menyebutkan, bahwa nama Bagedor itu berasal dari singkatan kata “Bagen Gua Dor”. Perkataan itu keluar dari seorang Danramil Cabang Bungin, sebagai sikap tegas (shok terafi) kepada pelaku kriminal. Setelah ditelusuri ternyata peristiwa itu sekitar tahun 1970an.
 
Jika dikomparasi dengan peta, ternyata pada peta tahun 1938, Bagedor sudah menjadi nama sungai (anak Sungai Cabang Dua) yang ke arah utara.
Maka, dua cerita rakyat di atas menjadi tidak singkron (anakronis) tahun penamaannya dengan data peta.
 
Di kampung Bagedor ini, tepatnya dipertigaan jalan arah Kp. Pengarengan dan Kp. Bulak Kalibaru, hampir setiap tahun masih melaksanakan kebudayaan Sedekah Bumi, dengan melaksanakan Pembacaan Do’a bersama untuk keselamatan dan keberkahan. Dan malam harinya diadakan pertunjukan Wayang Kulit Betawi (Ngeruwat / Ruwatan).
 
Kajian literasi terhadap penamaan Bagedor kaitan dengan budaya, diantaranya didapat dalam buku Soendaneesch-Hollandsch Woordenboek karya S. Coolsma. Dia mengartikan bahwa Bagedor adalah inti pada pohon pisang. Dan arti Bagedor dalam bahasa Sunda adalah Batang Pohon Pisang yang dijadikan tempat berdirinya Wayang Golek. Batang pohon pisang ini yang dalam bahasa Betawi disebut KEDEBONG.
 
Arti dari dua sumber tersebut ada kesesuaian dengan budaya pertunjukan Wayang Kulit yang biasa digelar di pertigaan jalan kampung tersebut. Bagedor / Kedebong adalah alat untuk berdirinya Wayang, baik itu Wayang Golek maupun Wayang Kulit. Dan Kedebong sebagai alat berdirinya Wayang itu sampai sekarang belum tergantikan.
 
Mulai dinamainya entah kapan, yang pasti pada tahun 1938 nama BAGEDOR itu sudah ada untuk penamaan sebuah sungai. Dan selanjutnya kampung di tepi sungai Bagedor itu dinamai KAMPUNG BAGEDOR.
 

 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support